Selasa, 12 Maret 2013

My Angel, I Love You

Ayah memandangku dengan tatapan penuh kemarahan. Aku hanya bisa menunduk tanpa melihat wajah ayahku. Aku takut jika ibuku tahu ayah marah lagi padaku.
            “ANDI SAMPAI KAPAN AYAH HARUS MEMPERINGATKANMU? AYAH SUDAH BOSAN MELIHAT NILAI-NILAIMU YANG SEMAKIN MENURUN.” Bentak ayah begitu keras hingga ibu terbangun dari tidurnya.
            “Ayah.” Panggil ibu yang sedang berbaring lemas.
            “Lebih baik kamu masuk kekamar dulu.” Perintah ayah.
            Kutelusuri tangga rumahku hingga aku sudah sampai didalam kamarku yang tidak sepantasnya kusebut kamar. Kutatap foto-foto yang tertempel didinding kamarku. Senyum polos dari ibu selalu membuatku tersenyum. Mesti kini ibu hanya terbaring lemas tapi aku sudah mengecewakan ibu yang selalu menyayangiku. Kubaringkan tubuhku memandang langit-langit kamar yang terlihat polos. ‘Sampai kapan aku akan seperti ini?’ batinku. Pikiranku semakin kacau tanpa tersadar aku telah terlelap.
$$$$$
            “Andi.”
            “Ha…..Siapa kamu?” Teriakku kaget ketika melihat seorang gadis tiba-tiba ada dihadapanku.
            “Apa kabar? Hmm.. Aku mungkin saja malaikat.” Ucapnya dengan senyum polosnya. Wajah yang pernah kutemui sebelumnya. Tapi siapa dia? Batinku.
            “Apa aku sudah mati?” Tanyaku.
            “Sepertinya tidak. Tapi aku juga tidak tahu. Pokoknya aku seorang malaikat.”
            “Lalu kenapa kamu bisa ada disini?”
            “Andi jangan teriak pagi-pagi.” Terdengar ocehan kakak yang sudah berdiri didepan pintu.
            “Cepat pergi.” Bisikku tapi gadis itu tidak beranjak pergi dari tempatnya sampai kakak masuk ke kamarku.
            “Kamu ini bicara dengan siapa sih?” Tanya kakak.
            “Ah ti…dak…”
            Dengan perasaan terlihat aneh kakak pergi dari kamarku. Kutatap gadis yang berdiri dihadapanku sejak tadi.
            “Kamu ini siapa? Kenapa kakakku tidak bisa melihatmu?”
            Tiba-tiba saja gadis itu meloncat kedalam pelukanku.
            “Tikus. Takut.” Ucapnya sedikit lucu.
            “Apa malaikat juga takut tikus?” Ucapku bergegas meninggalkan gadis yang terlihat ketakutan itu. Gadis itu tetap saja mengikutiku hingga aku berdiri didepan kamar mandi.
            “Sampai kapan mau ngikuti aku? Aku mau mandi jangan masuk.” Ucapku.
$$$$$
“Andi coba lihat ada pesawat terbang. Kapan ya aku naik pesawat terbang?” Celoteh gadis yang bahkan tidak aku tahu siapa dia.
“Jangan bicara saja. Aku sedang pelajaran. Hush..” Ucapku menasehatinya hingga tanpa sadar teman disampingku memandangiku dan terkejut dengan ucapanku.
“Aku sudah diam sejak tadi.” Balasnya.
“Bukan kamu yang aku maksud kok. Aku sedang bicara sendiri.” Jawabku bohong.
Siang ini aku berjalan menuju kantin bersama teman-temanku. Sejak ucapanku tadi gadis itu tidak lagi mengikutiku terus. Tapi sebelum aku sadari dia kembali disampingku.
“Aku mencarimu tadi. Dikelas kamu juga gak ada.” Tanyanya.
“Kan yang ngilang kamu. Aku dikelas sejak tadi.”
“Ah aku lupa tadi aku habis makan siang. Habis aku lapar sekali. Maafkan aku ya.” Ucapnya meminta maaf kemudian memelukku dari samping.
“Aish lepaskan.”
“Andi kamu kenapa?” Tanya agas yang berdiri dekatku.
“Ah tidak.” Jawabku.
$$$$$
            Hari ini hari pertandingan sepak bola. Mesti aku tidak ikut bermain lagi. Aku hanya seorang manajer sepak bola. Dengan cukup tenang aku duduk dipinggir lapangan mengamati mereka bermain.
            “Kamu tidak main?”
            “Tidak, aku manajer.” Jawabku singkat dan tetap focus pada lapangan.
            “Bukannya kamu ingin main kan? Baiklah akan kubuat kamu bermain. Tunggu disini ya.”
            Beberapa menit kemudian terjadi kejadian yang aneh.
            “Ah.. kakiku..” Teriak salah seorang pemain.
            “Andi cepat ambilkan obat. Kenapa bisa seperti in?” Ucap kapten.
            “Aku tidak tahu tiba-tiba aku terjatuh.” Jawab pemain yang terluka tadi.
            “Bagaimana kapten kita kekurangan pemain? Kita tidak mempunyai pemain cadangan.”
            “Apa kostum kita masih tersisa?” Tanya kapten kepada pemain yang lain.
            “Masih ada kelihatannya.”
            “Andi cepat ganti baju. Kamu gantikan agas.” Ucap kapten.
            Akhirnya aku dapat bermain bersama teman-teman. Merasakan lapangan hijau yang sebenarnya.
$$$$$
            Usai pertandingan aku tidak melihat gadis itu lagi. Hingga aku sampai dirumah gadis yang mengikuti tidak lagi berada disampingku. ‘dimana dia?’ batinku.
            “Apa kau mencariku?” Tiba-tiba gadis itu sudah duduk manis dikasur kamarku.
            “Kamu kemana saja tadi? Kenapa kamu menghilang tiba-tiba? Tapi makasih sudah membantuku.”
            “Aku seorang malaikat jadi bisa menghilang kemana-mana. Coba lihat ini?” Ucap gadis itu menunjukkan hasil ulanganku kemaren.
            “Jangan melihat itu.” Bentakku.
            “Maafkan aku.” Katanya menyesal.
            “Bukannya tidak boleh melihat hanya saja aku malu.” Ucapku lirih.
            “Hm.. Aku tahu kamu harus belajar sekarang. Aku akan membantumu. Semangat!”
            “Haha… Emang ada ya malaikat yang aneh sepertimu?” Sindirku dibalas senyum olehnya. Entah mengapa senyum itu pernah aku lihat sebelumnya.
            “Aku akan belajar dengan sungguh-sungguh jangan mengangguku dulu ya.”
            “Baik.”
$$$$$
            Sudah dua minggu semenjak bertemu bertemu dengan gadis aneh itu. Entah mengapa kehidupanku berubah hanya dalam waktu sesingkat itu. Gadis aneh itu membuatku tersadar akan kehidupanku selama ini. Tapi sudah dua hari terakhir ini aku tidak melihatnya. Dia menghilang tiba-tiba aku ingin bertemu dengannya sekali lagi dan berkata terima kasih padanya.
            Drrrtt
            “Halo ada apa kak?....apa?.....baik aku segera kesana.”
            Kujalankan motorku dengan cepat menuju rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit kulihat ayah dan kakak terlihat cemas menunggu didepan ruang operasi.
            “Bagaimana keadaan ibu kak?” Tanyaku.
            “Penyakitnya semakin parah dokter menyarankan untuk mengangkat tumor didalam rahimnya.” Jawab kakakku terlihat frustasi.
            3 jam sudah kami menunggu operasi ibuku selesai. Seorang dokter keluar dari ruang operasi.
            “Bagaimana dok?” Tanya ayah.
            “Bisa kita bicara sebentar.” Ucap dokter tersebut.
            Beberapa menit kemudian ayah kembali dengan wajah yang terlihat kusam.
            Ada apa yah?” Tanya kakak pada ayah.
            “Tidak ada apa-apa. Ibumu baik-baik saja. Lebih baik kalian pulang saja dulu. Ayah yang akan menjaga ibumu.” Ucap ayah dan kamipun pulang kerumah.
            “Kakak pulang saja dulu aku ada urusan sebentar.”
            “Iya.”
            Kutelusuri sepanjang lorong rumah sakit. Kucari diamond yang diberikan oleh gadis aneh itu.
#Flashback#
            “Andi coba lihat bagus kan?” Tanya gadis aneh yang sejak tadi memandangi sebuah diamond.
            “Iya.” Jawabku tanpa memandang ke arahnya. Gadis aneh itu terlihat kesal karena tidak aku perhatikan sejak tadi.
            “Ya apa-apaan sih kamu. Aku mau belajar kenapa bukuku kamu ambil.” Jawabku kesal.
            “Dengarkan aku.” Pintanya.
            “Apa? Sebentar saja ya.”
            “Diamond ini aku temuin waktu aku kelas 6 sd. Bagus kan? Sekarang ini kuberikan padamu.”
            “Ini kan hanya batu biasa yang mengkilap. Buat apa coba?” Tanyaku.
            “Hadiah.”
            “Baiklah. Akan aku simpan.”
#Flashback end#
            “Andi.” Panggil seorang gadis.
            “Ah kamu Rene kan teman SDku. Bagaimana kabarmu?”
            “Baik. Bagaimana kamu?” Tanyanya.
            “Aku baik-baik saja. Sedang menjenguk siapa kamu disini?”
            “Angel.” Jawabnya terlihat sedih.
            Kemudian dia menceritakan kejadian yang terjadi pada angel.
#3tahun yang lalu#
            “Rene lihat itu Andi. Apa dia masih mengenal kita ya? Bagaimana kalau kita kesana.” Ajak angel.
            2 orang gadis sebaya denganku menghampiriku mereka Angel dan Rene. Teman semasa SD.
            “Andi apa kabar?” Tanya angel padaku.
            “Baik bagaimana kabar kalian?”
            “Baik.” Jawab kami berdua.
            “Sudah 2tahun kita tidak bertemu. Aku rindu pada kalian.” Ucapku.
            Setelah kejadian itu aku sering bertemu dengan Angel dan kami sering jalan berdua sepulang sekolah sampai akhirnya pada suatu hari Angel mengajakku kesebuah taman bermain.
            “Menyenangkan sekali.” Ucap Angel.
            “Iya.”
            “Apa aku boleh berkata sesuatu?” Tanya Angel dengan wajah sedikit memerah.
            “Boleh.” Jawabku santai.
            “Sebenarnya aku menyukai sejak 2tahun yang lalu.”
            Dengan perasaan tidak percaya aku hanya terdiam sampai akhirnya dia meneruskan ucapannya.
            “Aku tahu kamu emang gak punya rasa padaku. Jadi mana kata-kata penolakanmu?” Tanyanya sekali lagi.
            “Maaf aku masih belum bisa menerima hatimu. Masih banyak laki-laki yang lebih baik didunia ini.”
            Mendengar ucapanku itu angel tetap tegar sampai perpisahan pada hari itu.
$$$$$
“….angel kecelakaan sejak 3tahun yang lalu dan masih koma sampai sekarang. Aku tidak tahu apakah dia bisa tersadar atau tidak?....”
Pikiranku masih melayang pada kejadian 3 tahun yang lalu. Entah mengapa pikiranku kembali kepada gadis aneh yang beberapa waktu lalu mendatangiku.
“Andi.”
“Kau gadis aneh, dua hari ini kemana saja?” Tanyaku.
“Sudah kubilang aku bukan gadis aneh. Aku malaikat.” Celotehnya. Tiba-tiba saja aku ingin memeluknya.
“Aku merindukanmu.” Ucapku.
“Aku juga merindukanmu.”
“Apa kau mau berjanji tidak menghilang lagi dari hidupku?” Tanyaku.
“Aku tidak bisa. Aku harus pergi. Aku bukanlah malaikat untukmu lagi saat ini.” Ucapnya melepas pelukannya dariku.
“Lalu kenapa waktu itu kau berkata bahwa kau malaikat?”
“Karena aku memang ingin menjadi malaikat buatmu. Aku ingin menjadi sosok malaikat yang bisa kapanpun ada disampingmu ketika kamu merasa kesepian , ada untuk membuatmu kokoh ketika kamu terjatuh, dan ada ketika kamu membutuhkan seorang malaikat. Mesti mungkin aku hanya bisa memandangmu dari jauh aku akan bahagia karena aku bisa mencintaimu bukan sebagai seorang malaikat lagi tapi sebagai diriku sendiri yang sangat mencintaimu.”
“Apa kamu akan tetap memandangku dari jauh? Apa kau tetap mau tersenyum ketika kita bertemu lagi? Mesti kau bilang kalau kau bukan malaikatku aku tetap menganggapmu kalau kamu malaikatku, Angel.” Jawabku membuat Angel tersenyum padaku.
“Aku harus pergi sekarang. Jangan lupa jaga kesehatan. Aku sangat mencintaimu.” Ucap Angel tiba-tiba menghilang begitu saja.
“Bodoh, aku juga mencintaimu.”
$$$$$
2 tahun kemudian…
            Pagi ini angin berhembus cukup keras menusuk kulit tipisku hingga merasuki tulangku. Cuaca pagi ini sepertinya tidak mendukungku. Setelah 1 tahun menjadi anak kuliahan berdiri dikota kelahiranku pagi ini membuatku rindu akan kenangan lama dikotaku ini.
            “Andi.”
            “Angel.” Seorang gadis memakai seragam SMA menghampiriku.
            “Apa kabar? Aku merindukanmu.”
            “Haha. Jadi sekarang kamu jadi anak SMA?” Ucapku.
            “Setelah koma selama 3tahun akhirnya aku tersadar dan aku tidak ingat kalau kita sebaya. Haha.”
            Sebelum mendengar ceritanya lebih panjang aku memeluknya erat dan meluapkan perasaan rinduku padanya.
            “Oya, sepertinya aku ingat kalau aku pernah mimpi seperti ini saat aku terbangun dari tidur panjangku.”
            “Malaikatku, aku mencintaimu.”

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar